A. Defenisi Tentang Fluida
Dalam konsep mekanika fluida semua bahan nampak berada dalam dua
keadaan, yaitu sebagai zat padat dan cair (fluida). Kebanyakan bahan
bisa disebut entah sebagai zat padat, zat cair, atau gas. Walaupun
sebahagian diantaranya mempunyai sifat-sifat yang memungkinkan
diperolehnya sebutan ganda. Sebuah zat padat umumnya mempunyai bentuk
yang tertentu, sedangkan zat cair dan gas mempunyai bentuk yang
ditetapkan oleh wadahnya sendiri (masing-masing). Perbedaan dasar antara
zat cair dan gas (keduanya digolongkan sebagai fluida) adalah bahwa gas
akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang ditempatinya. Defenisi
yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari
krateristik deformasi bahan tersebut. Zat padat dianggap sebagai bahan
yang menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika menerima suatu
gaya geser (shear). Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang
terus menerus berubah bentuk apabila mengalami tegangan gesar fluida
tidak mampu menahan tegangan geser tanpa berubah bentuk. Kendatipun
demikian ada bahan-bahan seperti oli, cat, ter dan larutan polimer yang
menunjukkan karakteristik entah zat padat atau fluida tergantung dari
tegangan geser yang dialami. (White, M.Frank, 1988)
Umumnya makin besar laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan
geser untuk fluida tersebut. Viskositas atau kekentalan adalah ukuran
untuk menyatakan hambatan atau kekentalan fluida terhadap deformasi.
Defenisi tentang fluida ini mengingatkan bahwa tegangan geser ada
bila sebuah fluida sedang mengalami deformasi. Air dalam ssebuah wadah
yang digerakkan atau dirotasikan dengan kecepatan atau percepatan
konstan tidak akan menunjukkan deformasi sehingga tidak mengalami
tegangan geser. Namun agar tegangan geser itu ada, fluida harus viskos
sebagai mana karateristik yang ditunjukkan oleh semua fluida sejati.
Fluida ideal boleh didefenisikan sebagai fluida yang tidak viskos. Jadi
tegangan geser pada fluida ideal tidak ada, bahkan meskipun fluida itu
mengalami deformasi.Walaupun fluida yang tidak viskos tidak pernah ada
studi tentang fluida seperti ini penting sekali untuk rekayasa karena
perilaku fluida viskos sering ideal dapat dijabarkan analisis terhadap
gerak fluida yang ideal tersebut.
B. Aliran Fluida
1. Aliran laminar dan aliran turbulen
Ditinjau dari jenis aliran,dapat diklasifikasikan menjadi aliran
laminar dan aliran turbulen. Aliran fliuida dikatakan laminar jika
lapisan fluida bergerak dengan kecepatan yang sama dan dengan lintasan
partikel yang tidak memotong atau menyilang, atau dapat dikatakan bahwa
aliran laminar di tandai dengan tidak adanya ketidak beraturan atau
fluktuasi di dalam aliran fluida. Karena aliran fluida pada aliran
laminar bergerak dalam lintasan yang sama tetap maka aliran laminar
dapat diamati. Partikel fluida pada aliran laminar jarang dijumpai dalam
praktek hidrolika. Sedangkan aliran dikatakan turbulen, jika gerakan
fluida tidak lagi tenang dan tunak (berlapis atau laminar) melainkan
menjadi bergolak dan bergejolak (bergolak atau turbulen). Pada aliran
turbulen partikel fluida tidak membuat fluktuasi tertentu dan tidak
memperlihatkan pola gerakan yang dapat diamati. Aliran turbulen hampir
dapat dijumpai pada praktek hidrolika. Dan diantara aliran laminar dan
turbulen terdapat daerah yang dikenal dengan daerah transisi.
Gambar 1. Skema Aliran Dalam Pipa
Sumber : Streeter (1988)
Untuk menganalisa kedua jenis aliran ini diberikan parameter tak
berdimensi yang dikenal dengan nama bilangan Reynolds (Giles. V, 1984)
sebagai berikut:
Re = ρ . D . v / μDimana : Re = Bilangan Reynolds
r = massa jenis (kg/m3)
m = viskositas dinamis (N.s/m2)
D = Diameter (m)
v = kecepatan aliran (m/s)
Transisi dari aliran laminar dan aliran turbulen karena diatas
bilangan Reynolds yang tertentu aliran laminar menjadi tidak stabil,
jika suatu gangguan kecil diberikan pada aliran, pengaruh aliran ini
semakin besar dengan bertambahnya waktu. Suatu aliran dikatakan stabil
bila gangguan–gangguan diredam. Ternyata bahwa dibawah bilangan Reynolds
yang tertentu aliran pipa yang laminar bersifat stabil untuk tiap
gangguan yang kecil.
Karena transisi terganting pada gangguan-gangguan yang dapat berasal
dari luar atau karena kekasaran permukaan pipa,transisi tersebut dapat
terjadi dalam selang bilangan Reynolds. Dan telah diketahui bahwa aliran
laminar pada kondisi dimana bilangan Reynolds lebih kecil dari 2000
(>2000) dan turbulen jika bilangan Reynolds lebih besar 4000
(>4000). Dan jika bilangan Reynolds berada diantara 2000 dan 4000
adalah merupakan daerah transisi.
2. Aliran Steady dan Aliran Uniform
Aliran disebut steady (tenang) apabila aliran semua tempat
disepanjang lintasan aliran tidak berubah menurut waktu. Sedangkan
aliran Uniform dapat diartikan sebagai suatu keadaan aliran yang tidak
berubah diseluruh ruang. Kedua defenisi ini sering dipakai pada keadaan
aliran turbulen dan biasanya dianggap aliran steady yang berarti aliran
steady rata-rata.Demikian pula aliran uniform berarti uniform rata-rata.
0 komentar:
Posting Komentar