MAKALAH
TEKNIK PENULISAN
BUKU ILMIAH
Disusun guna memenuhi tugas semester 3
Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : M.
Rikza Chamami, M.SI.
Disusun Oleh :
1.
Sholihatin
Nadlifah 113511118
2.
Nur Chayati 113511120
3.
Heri Sucipto 113511109
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Kata Pengantar
Kata buku, atau dalam bahasa Inggris book, bukan lagi kata asing untuk
didengar atau dibaca di setiap tempat. Anggapan orang jika menangkap kata buku,
cenderung mengarah pada bentuk fisik sebuah buku, yaitu kertas yang berisi
tulisan yang diberi sampul dan biasa dijual di toko-toko buku. Hanya saja jika
harus mengurai detail buku, mungkin sebagian besar orang akan kesulitan untuk
menjelaskannya. Mungkin karena bukan sesuatu yang asing itulah, sering dianggap
biasa sehingga tidak perlu dicari definisi atau detailnya.
Buku dalam arti luas,
berarti mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas
segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen, dan kertas dengan segala
bentuknya: berupa gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau dijilid muka
belakangnya dengan kulit, kain, karton, dan kayu (Ensiklopedia Indonesia,
1980: 538).
Sementara dalam konteks
karya ilmiah, didapati istilah buku ilmiah. Demikian halnya dengan buku, jika
harus mengurai detail buku ilmiah, sebagian besar orang masih kesulitan untuk
menjelaskannya. Atas dasar itulah penulis berusaha mengurai tentang buku
ilmiah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian buku ilmiah.
2.
Tujuan penulisan buku ilmiah.
3.
Ruang lingkup buku ilmiah.
4.
Langkah penyusunan buku ilmiah.
5.
Contoh buku ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Buku Ilmiah
Pengertian
buku menurut Soeatminah (1992: 23), “Wadah informasi berupa lembaran kertas
yang dicetak, dilipat, dan diikat menjadi satu pada punggungnya serta diberi
sampul.” Sedangkan menurut Darmono (2001: 52), buku adalah “Terbitan yang
membahas informasi tertentu disajikan secara tertulis sedikitnya 64 halaman
tidak termasuk halaman sampul, diterbitkan oleh penerbit atau lembaga tertentu,
serta ada yang bertanggung jawab terhadap isi yang dikandungnya (pengarang).”
Sedikit
berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh UNESCO tentang batas minimal halaman
yang menyatakan bahwa buku merupakan informasi tercetak yang diterbitkan dan
dipublikasikan dengan jumlah minimal 49 halaman tidak termasuk daftar isi dan
halaman sampul.
Buku
adalah vitamin bagi diri. Buku adalah makanan sehat untuk menciptakan pola
pikir diri yang sehat pula. Dengan buku yang sehat, maka jiwa dan pikiran kita
juga sehat. Salah satu jenis buku yang termasuk makanan sehat bagi jiwa
dan pikiran adalah buku ilmiah. Buku ilmiah adalah buku yang
berisi tentang berbagai hal terkait dengan disiplin ilmu tertentu. Disiplin
ilmu inilah yang selanjutnya mampu menyehatkan jiwa dan pikiran kita. Semakin
banyak kita membaca buku, berarti semakin banyak kita memasukkan makanan ke
jiwa dan pikiran kita.
Buku
adalah jendela dunia. Begitu sebuah pepatah kita baca tergantung di ruangan
sebuah perpustakaan kota ataupun perpustakaan sekolah. Siapa yang mencintai
buku dan selalu bergaul dengan buku, maka dapat memperoleh berbagai informasi,
baik pengetahuan ataupun keterampilan. Dan, buku ilmiah merupakan satu jenis
buku yang berisi pengetahuan dan keterampilan yang dapat dijadikan bekal
kehidupan. Dengan mempelajari isi buku ini, maka dalam waktu singkat kita dapat
mengetahui dan terampil melakukan kegiatan. Tidak heran jika sejak kecil kita
selalu diarahkan untuk mencintai buku.
Buku
ilmiah adalah buku yang dihasilkan dari studi maupun kegiatan ilmiah yang
disajikan dalam berbagai bentuk yang dapat mempengaruhi pemikiran (daya
intelektual) pembacanya (Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan &
Penerbitan, 2011: 60). Sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku
ilmiah adalah buku yang isinya menguraikan suatu bidang ilmu.
Menurut
Prof. Komaruddin dan Dra. Yooke tjuparmah S. Komaruddin, M.Pd. dalam bukunya
Kamus Istilah Karya Tulis ilmiah, buku ilmiah adalah buku yang berisi pemaparan
dan penjabaran suatu bidang ilmu pengetahuan. Umumnya di dasarkan pada premise,
asumsi, hipotesa atau teas, metodologi ilmiah yang di gunakan dan paradigma
yang jelas. Sedangkan dalam buku yang bejudul Pedoman Penulisan Karya ilmiah guru,
buku ilmiah adalah karya tulis yang berisi bahan pelajaran yang digunakan untuk
meninngkatkan kwalitas pembelajaran. Jadi, buku ilmiah adalah buku yang di
susun secara ilmiah dan terstruktur , sehingga akan lebih mudah dipelajari dan
di pahami.
Untuk mengembangkan
dan meningkatkan kompetensi diri, maka pemilihan buku ilmiah sangatlah tepat.
Walaupun ada sebagian orang mengatakan bahwa buku ilmiah termasuk buku kelas
berat, tetapi jika kita akrabi dengan sebaik-baiknya, maka dapat menjadi
ringan. Jika kita telaah yang terjadi dalam kehidupan kita, maka setidaknya
kita mengetahui bahwa semua itu ternyata ada ilmunya. Jika kita ingin
mempelajari gunung, maka ada buku yang membahas mengenai gunung dengan segala
seluk beluknya. Hal ini karena buku ditulis sesuai dengan materi yang
dibahasnya sehingga kita dapat memperoleh informasi yang signifikan dengan
kebutuhan kita. Itulah ilmu yang ada di dalam buku.
Salah satu
cara agar kita dapat mengkonsumsi buku adalah dengan membeli. Kita dapat
membeli buku di beberapa tempat, misalnya toko buku, kios buku atau rombeng
buku. Dimana-pun kita membeli buku, setidaknya satu hal yang harus kita pahami
bahwa isinya tetap ilmiah. Belanja buku adalah kegiatan yang sangat
mengasyikan. Keasyikannya jauh berbeda dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan
yang lain. Hal ini karena pada saat kita belanja buku, khususnya buku ilmiah,
maka pada saat itu kita berada pada lautan buku. Berbagai jenis buku kita
temukan. Bahkan, tidak jarang kita menemukan buku yang sedang tidak kita cari,
tetapi kita butuhkan. Jadinya kita harus membelinya. Kadang kita tidak
menemukan buku yang kita butuhkan. Meskipun demikian, kita tetap asyik saat
menyusuri rak buku dengan pandangan mata kelaparan.
Dari
uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa buku ilmiah adalah karya ilmiah
yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum
untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran
khusus sampai-sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
B.
Tujuan Penulisan Buku Ilmiah
Pada
dasarnya semua ilmu ataupun teknologi yang ada di dunia ini, perlu diteliti,
ditingkatkan dan dikembangkan fungsi dan peranannya untuk melahirkan perubahan.
Karena yang kekal di dunia ini hanya satu, yaitu perubahan. Perubahan yang
positif melahirkan kemajuan dan kemajuan inilah yang dituntut oleh ilmu
pengetahuan. Tanpa kemajuan, kehidupan di dunia tidak ada artinya sama sekali.
Salah satu
cara untuk mencapai kemajuan adalah dengan melakukan pengamatan, pengkajian,
dan penelitian dari sumber ilmu tersebut yang dituangkan dalam bentuk karya
tulis ilmiah. Salah satu tugas para ilmuwan (scientists) atau para pandit
(scolars) adalah memaparkan hasil kajian, pengamatan atau penelitiannya kepada
masyarakat luas.
Penulisan
karya ilmiah diharapkan dapat membantu para cendekiawan untuk menemukan sesuatu
yang baru, guna menunjang peningkatan taraf kehidupan masyarakat secara luas.
Pada lingkungan perguruan tinggi karya ilmiah berupa skripsi digunakan untuk
meraih gelar sarjana, tesis digunakan untuk magister, dan disertasi untuk gelar
doktor. Sedangkan bagi pejabat fungsional, karya tulis ilmiah merupakan
persyaratan untuk mendapatkan angka kredit bagi kenaikan jabatannya.
Sebenarnya
kegunaan penulisan karya ilmiah bukan hanya sekadar untuk mendapatkan gelar
atau memperoleh kredit poin untuk kenaikan jabatan, tetapi tujuan utama
dibuatnya karya tulis ilmiah adalah untuk mendokumentasikan hasil-hasil
penelitian yang berhasil mendapatkan atau membuktikan kebenaran ilmiah. Mungkin
yang tidak sama adalah gradasi kebenaran ilmiah yang ingin atau berhasil
dicapai oleh seseorang. Bagi seorang peneliti profesional, keuntungan yang
paling besar dan berharga dari semua karyanya adalah jika ia menemukan
kebenaran ilmiah yang kemudian dibukukan. Penemuan kebenaran ilmiah yang
kemudian dibukukan dalam karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk pengakuan
scientific objective untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, dengan
pemaparan teori-teori baru yang sahih serta terandalkan, untuk pengakuan
practicial objective guna membantu pemecahan problema praktisi yang mendesak.
Tujuan penulisan buku ilmiah antara lain: memberi
penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran, menyampaikan
sanggahan, serta membuktikan hipotesis.
Selain
tujuan-tujuan di atas, tujuan penulisan buku ilmiah menurut penulis terbagi
menjadi dua, yaitu:
1.
Tujuan Umum
Menambah wawasan kita semua sebagai Mahasiswa fakultas
Tarbiyah, yang nantinya didesain sebagai pendidik yang profesional.
2.
Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan teknik buku ilmiah adalah :
a.
Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku ilmiah dan
mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiah yang telah di
tetapkan.
b.
Agar para mahasiswa mengetahui langkah-langkah yang harus di
lakukan dalam pembuatan buku ilmiah.
c.
Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh-contoh buku
ilmiah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.
C.
Ruang Lingkup Buku Ilmiah
Ruang lingkup buku ilmiah
terdiri dari 4 bagian (Perpustakaan
& Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan, 2011: 77), yaitu:
1.
Cover (Sampul Buku)
Cover atau sampul buku adalah bagian depan buku yang gunanya untuk
meletakkan judul halaman publikasi, nama penulis, dan nama penerbit serta
gambar grafis untuk mendukung daya tarik para pembacanya. Bila kita ke toko
buku, biasanya ada dua yang menjadi pusat perhatian, pertama judul dn kedua
desain smpulnya. Adapun jenis cover ada beberapa, yaitu sebagai berikut.
a.
Hardcover adalah jenis sampul dengan jenis kertas
yang lebih tebal dan kuat dibandingkan dengan jenis kertas yang digunakan pada
halaman lain. Hardcover biasanya digunakan untuk menyampuli buku-buku lux atau
mahal, seperti ensiklopedia atau buku-buku lain yang diasumsikan akan abadi,
buku yang tidakada masa basinya. Konsekuensinya adalah pada wilayah harga.
Harga untuk buku yang disampul hardcover akan lebih mahal dibandingkan dengan
buku-buku yang disampul dengan menggunakan softcover.
b.
Softcover. Pada umumnya, buku-buku di Indonesia
menggunakan sampul softcover atau sampul lunak atau paperback. Bahan ini
biasanya menggunakan kertas artpaper 120 gr atau artcartoon 230 gr.
Cover dibedakan pula berdasarkan posisinya pada suatu terbitan, yakni
sebagai berikut.
a.
Cover Depan
Cover depan adalah tampilan depan atau muka buku
yang terletak di bagian awal buku. Cover depan ini menjadi penentu menarik atau
tidaknya suatu buku yang dianggap sebagai “wajah buku”. Cover depan ini dapat
berfungsi sebagai informan pertama yang akan memberikan informasi terhadap
seseorang atau pembaca tentang isi buku, juga sebagai pelindung atau penutup
buku. Cover depan berisi judul, nama pengarang, nama pemberi pengantar dan
sambutan, endorsement, tagline, pointer serta logo dan nama penerbit.
b.
Cover Belakang
Cover belakang adalah cover yang terletak di bagian
akhir atau belakang buku, atau menjadi penutup buku. Cover belakang biasanya
berisi judul buku, synopsis (bulrb), biografi penulis, dan ISBN beserta
barcode-nya.
c.
Punggung Buku
Punggung cover hanya untuk buku-buku yang tebal,
isinya nama pengarang, nama penerbit, dan logo penerbit.
d.
Endorsement
Endorsement (dukungan) adalah kalimat dukungan yang
diberikan oleh pembaca yang ditulis pada cover buku bagian belakang sebagai
bentuk penguatan yang menjadi daya pikat suatu karya yang diterbitkan.
e.
Lidah Cover
Lidah cover dibuat untuk kepentingan estetika
terbitan atau juga menunjukkan keeksklusifan buku. Lidah cover biasanya berisi
foto beserta riwayat hidup pengarang dan atau ringkasan buku. Dapat disebut
juga “telinga buku” atau “jaket buku”.
2.
Halaman Preliminaries (Halaman
Pendahuluan)
a.
Halaman Judul
Halaman judul berisi judul, sub-judul, nama penulis,
nama penerjemah, nama penerbit, dan logonya. Sebagian penerbit juga menyediakan
halaman prancis, yang hanya berisi judul saja. Halaman prancis dapat disebut
juga “halaman kulit ari” (front page atau preliminary page), yaitu halaman yang
memakai nomor urut halaman romawi.
Terkadang pula halaman prancis ini diletakkan pada
halaman terdepan setelah sampul, letaknya selalu di sebelah kanan dan diberi
nomor halaman “i” yang tidak terlihat, halaman ini diisi judul buku saja.
b.
Halaman Kosong
Halaman ini terletak di balik halaman judul prancis
diberikan kosongan. Namun, ada beberapa penerbit, halaman ini digunakan untuk
memuat kutip undang-undang hak cipta yang berlaku, halaman ini letaknya di
sebelah kiri dan diberi nomor “ii”, yang tidak terlihat.
c.
Catatan hak Cipta (Copyright)
Halaman ini terletak dibalik halaman judul utama,
memuat judul buku secara lengkap, nama penulis / pengarang / penyusun / penerjemah,
siapa pemilik hak ciptanya, termasuk tim yang tertib selama proses publikasi,
misalnya piñata letak, desainer sampul, illustrator, dan lain-lain. Halaman hak
cipta ini biasanya juga disertai pernyataan larangan atau izin untuk
memperbanyak (menggandakan) buku tersebut, berikut sanksi yang akan diterima
oleh pelaku penggandaan jika larangan tersebut tidak dipatuhi. Halaman ini
terletak di halaman kiri dan bernomor halaman genap, misalnya “iv” yang tidak
terlihat.
d.
Halaman Tambahan
Halaman tambahan adalah halaman yang berisis prakata
atau halaman sekapur sirih maupun pengantar dari penulis pada masing-masing
jenis buku tidak selalu sama gaya dan bentuknya, namun selalu terletak di
halaman sebelah kanan, dan diberi nomor ganjil, misalnya “v” yang terlihat.
e.
Daftar Isi
Daftar isi ini ditulis berjenjang, yaitu singkatan
isi yang memuat judul-judul bab saja dan di bawahnya lebih diurai untuk memuat
judul subbab dan sub-subbab serta nomor halaman. Halaman ini terletak di
sebelah kanan dan bernomor ganjil, misalnya “vii” dan seterusnya yang terlihat.
(catatan: arah kanan atau kiri, diposisikan ketika
pembaca sedang membaca buku).
3.
Bagian Utama (Bagian Isi)
a.
Pendahuluan
Pendahuluan adalah cerita awal sebelum pembaca
memasuki pokok permasalahan. Dalam pendahuluan ini, bias saja penulis
memberikan keterangan tentang suatu masalah yang diangkat dalam tulisannya,
atau juga mendeskripsikan objek masalah yang ditemukan sebelumnya, baik dari
buku yang sudah dibaca maupun dari pengetahuan dari sumber lain.
b.
Judul Bab / Bagian
Sebuah buku dapat terdiri dari beberapa bab /
bagian, yang berisi inti dari karangan / terbitan tersebut. Bab ini dimaksudkan
sebagai pemisahan ide besar menjadi beberapa pokok pembahasan sehingga lebih
mengarahkan pembaca untuk memahami bagian-bagian dari ide besar yang ada dalam
satu buku tersebut. Dengan adanya bab ini, juga memungkinkan penulis
meruntutkan alur pembahasan sehingga pembaca dapat diajak secara bertahap
mengikuti alur pemikiran penulis.
c.
Penomoran Bab
Penomoran bab biasanya selalu bernomor ganjil yang
terletak di halaman sebelah kanan. Penomoran sebelah kanan ini dimaksudkan agar
halaman bab selalu terletak pada bagian mendatar (tidak dalam keadaan halaman
yang terlipat) sehingga informasi awal halaman mudah dibaca.
d.
Alinea
Merupakan bagian pembahasan yang memuat
pikiran-pikiran utama terkait dengan deskripsi (alur cerita) objek yang
dibahas. Alinea ini pula bisa memberikan keleluasaan penulis untuk menjelaskan
lebih rinci hal-hal yang menjadi ide besarnya. Peralihan alinea merupakan afas
baru bagi penulis untuk mengembangkan ide karena di dalamnya memuat pikiran
utama yang berbeda dengan alinea sebelumnya, namun masih dalam satu objek
pembahasan.
e.
Perincian
Perincian ini merupakan pendeskripsian suatu objek
dengan tujuan memberikan keterangan sejelas mungkin kepada pembaca tentang
objek-objek yang disajikan.
f.
Kutipan
Kutipan adalah cuplikan infomasi dari naskah yang
telah ditulis atau dikemukakan oleh seseorang yang dianggap layak menjadi bahan
referensi. Kutipan tersebut bisa saja ditulis sesuai dengan aslinya, baik
bahasa maupun cara penulisannya, atau ditulis berdasarkan opini pribadi yang
berpijak dari referensi seseorang.
g.
Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar, table, diagram, atau
grafik, yang memberikan informasi mengenai sesuatu hal yang bukan dalam bentuk
tulisan secara menyeluruh.
h.
Judul Lelar
Judul lelar biasanya ditempatkan di atas atau di
bawah teks, kadang-kadang diletakkan bersebelahan dengan nomor halaman buku.
Judul lelar biasanya berisi judul buku (pada setiap halaman genap) dan judul
bab atau nama pengarang pada setiap halaman ganjil.
i.
Inisial
Inisial di sini dimaksudkan sebagai penegas awalan deskripsi suatu bab.
Biasanya, inisial ini berupa huruf besar melebihi huruf yang lain, dan
diletakkan pada bagian awal huruf di awal bab.
4.
Bagian Postliminary (Bagian Akhir)
a.
Catatan Penutup
Catatan penutup biasanya berisi tentang kesimpulan
dari penambahan secara keseluruhan atau kalimat-kalimat penggugah yang
memberikan efek penasaran bagi pembaca. Kalimat yang merupakan kesimpulan
biasanya terdapat pada buku- buku ilmiah, buku-buku hasil penelitian, maupun
buku-buku yang bersifat problem solving. Sementara, kalimat yang menggugah rasa
penasaran pembaca biasanya ada di buku-buku fiksi.
b.
Daftar Istilah
Daftar istilah sering disebut juga sebagai glossary,
yang memberikan keterangan tentang kata-kata yang dianggap belum familiar
dengan pembaca. Daftar istilah ini biasanya disajikan secara alfabetis sehingga
mempermudah pembaca untuk memahami istilah sulit yang ditemukan dalam bacaan.
c.
Lampiran
Lampiran merupakan informasi tambahan untuk
melengkapi pokok bahasan dari buku tersebut. Lampiran dimaksudkan sebagai
penguat data atau keterangan setelah diuraikan pada bagian utama (isi) buku.
d.
Indeks
Indeks adalah daftar kata-kata atau istilah yang
terdapat di dalam buku tersebut, tanpa disertai artinya. Biasanya, indeks
disajikan secara alfabetis yang didikuti dengan angka yang menunjuk pada
halaman tertentu tempat kata tersebut berada.
e.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah deskripsi fisik buku yang
menjadi sumber penulisan yang telah diurai pada setiap bab maupun subbab.
Daftar pustaka atau bibliografi ini biasanya tersusun sistematis dan berurut
berdasarkan abjad A-Z. Daftar ini dibuat beurutan berdasarkan abjad dimaksudkan
sebagai salah satu bentuk indeks agar mudah digunakan sebagai alat temu
kembali.
f.
Tentang Penulis (Biografi)
Biografi dikenal juga dengan istilah daftar riwayat
hidup atau riwayat pendidikan penulis. Biasanya, dicantumkan pula karya-karya
yyang sudah dihasilkan atau dipublikasikan.
D.
Langkah Penyusunan Buku Ilmiah
Sebuah
buku, berfungsi untuk mempresentasikan informasi yang terkandung dalam buku
kepada pembacanya. Setiap buku harus memiliki isi yang menarik sehingga
pembaca tertarik untuk mendalami isi dari buku tersebut. Isi dari buku
panduan pun harus memiliki nilai manfaat yang dapat diaplikasikan oleh para
pembacanya. Buku yang baik adalah buku yang mampu mentransformasikan
isinya dari penulis ke pembacanya. Oleh karena itu, seorang penulis buku yang
baik, hendaknya dapat memposisikan dirinya sendiri sebagai pembaca, sehingga ia
dapat mengevaluasi tulisannya apakah tulisan tersebut mampu dimengerti oleh
pembaca, atau justru sebaliknya.
Membuat
buku tidak dapat dikatakan mudah atau sulit. Hanya saja, dalam pembuatannya
ada beberapa langkah yang apabila diikuti akan mempermudah dalam penulisan
sebuah buku. Berikut adalah 10 langkah dalam membuat buku.
1. Gagasan
atau ide
Langkah pertama yang harus diambil
adalah mengumpulkan ide atau gagasan dalam membuat sebuah buku. Misalnya,
ide untuk membuat buku paduan praktik kerja lapangan. Gagasan ini mucul
dikarenakan adanya fenomena yang berlangsung di tempat bekerja. Fenomena
yang berlangsung adalah tidak adanya pelatih untuk memberi pelatihan kepada
siswa maupun mahasiswa yang mengikuti program PKL di tempat kerja tersebut.
Fenomena tersebut melahirkan sebuah
gagasan menarik yaitu membuat buku panduan kegiatan praktik kerja lapangan yang
harus dilakukan oleh peserta PKL. Dengan demikian, peserta PKL mendapatkan
informasi tertulis dari buku panduan tersebut, tanpa perlu melibatkan terlalu
banyak karyawan yang masih harus melakukan tugas lain.
2. Fokus pada
gagasan
Tahap selanjutnya, saat membuat
buku, kita harus fokus pada gagasan yang telah diciptakan. Fokus pada
gagasan ini berarti menyelami lebih dalam tentang ilmu dan pemahaman dari
gagasan yang akan kita tulis dalam buku. Apabila kita telah menetapkan
gagasan apa yang akan kita bahas, untuk memperkuat ilmu yang akan kita
representasikan dalam buku yang akan ditulis, kita dapat menambah referensi
dari sumber lain, tentunya dengan mencantumkan sumber tulisan agar tidak
dianggap sebagai pelagiator.
3. Membuat
kerangka buku
Seperti halnya sebuah karangan,
dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar penulisan terarah dan tetap fokus pada gagasan yang akan
disampaikan, tidak melenceng ke persoalan lain yang sebetulnya tidak perlu
dibahas dalam buku tersebut.
Kerangka juga mempermudah dalam
penulisan dan penyusunannya. Dengan adanya kerangka dari buku yang akan
dibuat, penulis akan lebih terarah dalam menulis buku, sehingga isi dari buku
tersebut akan tertuju jelas pada hal-hal yang akan dijelaskan.
4. Mulai
menulis konsep
Saat pertama menulis satu buku, buku
tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan baik. Penulis sebaiknya
menulis apa-apa yang ingin ia sampaikan melalui tulisan. Akan tetapi
jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah ia tulis. Tulisan
pertama pada dasarnya masih merupakan tulisan ‘kasar’ artinya tulisan tersebut
masih perlu dipelajari dan juga masih perlu dibenahi agar menjadi tulisan yang
lebih baik, yang dapat menginformasikan isinya dengan efektif. Buku yang
konsepsional akan memiliki hasil yang lebih baik daripada buku yang tidak
dilandasi oleh konsep sama sekali.
5. Pelajari
tulisan
Hal yang paling sulit dilakukan oleh
seorang penulis, adalah menilai tulisannya sendiri. Secara alamiah mereka
dapat menilai bahkan mengritik tulisan orang lain, akan tetapi mereka terkadang
kurang dapat menilai tulisan mereka apalagi mengritik tulisan mereka
sendiri. Kendati demikian, setelah menulis suatu buku, sebaiknya tulisan
itu dibaca kembali. Biasanya, saat membaca kembali isi buku yang telah
kita tulis, kita akan menemukan banyak kesalahan dalam tulisan tersebut.
Untuk lebih meyakinkannya, sebagai
penulis dari sebuah buku, ada lebih baiknya kita meminta beberapa orang untuk
membaca buku yang telah kita tulis. Orang-orang tersebut dapat kita minta
pendapatnya dan memberitahu kesalahan-kesalahan yang ada pada buku, dengan
demikian kita akan lebih mudah dalam memperbaikinya.
6. Improvisasi
tulisan
Setelah mempelajari tulisan yang
telah ada dan mengetahui adanya
kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam tulisan, atau justru dalam tulisan
tersebut terdapat hal-hal yang kurang perlu sehingga harus dieliminasi dari isi
buku. Kita harus mengimprovisasi tulisan tersebut. Caranya, tentu
saja dengan mengeliminasi hal yang dianggap kurang penting, memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan buku, serta memilih
kosakata yang lebih baik, lebih efisien namun tidak mengurangi estetika dalam
pengemasan tulisannya.
7. Revisi
Revisi perlu dilakukan untuk
memperbaiki semua tulisan. Dalam beberapa kasus, biasanya saat revisi
banyak penulis mengatakan revisi sama dengan penulisan ulang sebagian maupun
seluruh isi buku. Revisi ini bertujuan untuk membuat suatu karya tulis agar
lebih baik dari sebelumnya.
8. Pengeditan
Ketika revisi telah dilakukan, hal
terakhir dalam menulis adalah ‘editing’ atau pengeditan.
Pengeditan dilakukan untuk membenahi penulisan (apabila ada penulisan ataupun
penggunaan kosakata yang salah) juga membenahi tata letak tulisan dan
penyusunan tulisan tersebut agar memiliki estika yang dapat menarik minat
pembacanya. Ketika pembaca telah memiliki minat untuk mengetahui isi dari
tulisan tersebut, maka akan lebih mudah bagi mereka mengerti maksud dari
tulisan yang kita buat.
9. Merancang lay-out
isi, background, dan cover
Penampilan dari sebuah buku,
sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang terkandung di dalamnya.
Untuk itulah, selain isi, kemasan dari buku tersebut perlu diperhatikan lebih
serius. Paduan warna, kesesuaian jenis huruf, ketepatan ukuran huruf,
penggunaan table, grafik, gambar dan lain sebagainya juga menentukan kualitas
buku yang dibuat. Tampilan isi buku yang menarik (dengan adanya perpaduan
warna, pengaplikasian animasi dsb) akan merangsang indera pelihat agar tidak
bosan saat membaca buku tersebut. Dengan demikian, isi pun akan mudah
tersampaikan.
Hal lain yang harus diperhatikan
adalah desain cover. Jilid buu, harus dirancang mewakili informasi yang
terkandung dari isi buku tersebut. Cover yang menarik dapat
menumbuhkan minat untuk mengetahui lebih lanjut apa yang disampaiakan dalam
isi.
10. Penjilidan
Setelah penyususnan buku telah
selesai, maka buku pun siap dijilid. Telah banyak tempat yang memberikan
jasa penjilidan sehingga Anda dapat menggunakan jasa tersebut, misalnya di
tempat foto kopi atau percetakan. Atau bila memungkinkan, Anda dapat
menjilid sendiri (apabila Anda mampu untuk itu).
E.
Contoh Buku Ilmiah
Buku yang termasuk buku
ilmiah adalah laporan penelitian, jurnal, handbooks, dan buku teks.
1.
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi
paparan tentang proses dan hasil-hasil yang dipeoleh dari suatu kegiatan
penelitian (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 2009 : 7).
2.
Jurnal adalah
terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat
diminati orang saat diterbitkan . Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang
kata jurnal dapat terbitan berarti berkala yang berbentuk pamflet yang berisi
bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan. (Buku Pegangan
Gaya Penulisan, penyunting dan penerbitan Karya Ilmiah Pegangan Gaya Penulisan,
Penyunting dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, karya Mien A. Rifai, Gajah
Mada Uneversity, 1995 : 57-95).
3.
Handbooks (buku
pegangan) merupakan jenis buku yang termasuk sebagai buku rujukan yang berisi
ikhtisar pokok bahasan atau subjek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan
yang digunakan untuk petunjuk dalam penerapan praktiknya atau dalam memberikan
pelajaran (mengajar). Jenis buku ini sering juga disebut buku panduan atau
pedoman. Contoh buku rujukan ini adalah Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Desa (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000).
4.
Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata
pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah
diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan
siswa, untuk diasimilasikan.
Rumusan senada juga disampaikan oleh A.J. Loveridge (terjemahan Hasan Amin) sebagai berikut: ”Buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, disusun secara sistematis untuk diasimilasikan.” Chambliss dan Calfee (1998) menjelaskannya secara lebih rinci. Buku teks adalah alat bantu siswa untuk memahami dan belajar dari hal-hal yang dibaca dan untuk memahami dunia (di luar dirinya).
Rumusan senada juga disampaikan oleh A.J. Loveridge (terjemahan Hasan Amin) sebagai berikut: ”Buku teks adalah buku sekolah yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, disusun secara sistematis untuk diasimilasikan.” Chambliss dan Calfee (1998) menjelaskannya secara lebih rinci. Buku teks adalah alat bantu siswa untuk memahami dan belajar dari hal-hal yang dibaca dan untuk memahami dunia (di luar dirinya).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat penulis petik dari makalah ini, yaitu:
1.
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak
dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial
di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai-sampai ilmu
pengetahuan umum yang lain.
2. Tujuan
penulisan buku ilmiah antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau
penilaian, memberi saran, menyampaikan sanggahan, serta membuktikan hipotesis.
3. 10 langkah dalam membuat buku
ilmiah:
a. Gagasan atau ide
b. Fokus pada gagasan
c. Membuat kerangka buku
d. Mulai menulis konsep
e. Pelajari tulisan
f. Improvisasi tulisan
g. Revisi
h. Pengeditan
i.
Merancang lay-out isi, background, dan cover
j.
Penjilidan
B. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami
sajikan. Meskipun kami sudah berusaha keras dalam penyusunan makalah ini, namun
kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang sangat sederhana ini benar-benar
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi
penulis. Amiiin...
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.
Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Echols, John M.
2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Ensiklopedia
Indonesia.1980.
Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
Hasibuan, Malayu
SP. 2003. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara
Leo, Sutanto.
2010. Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku. Jakarta: Erlangga.
Soemanto, Wasty.
2008. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Cet. IX. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sugihastuti.
2007. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwarno, Wiji.
2011. Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tanjung, Nur
Bahdin. Dan H. Ardial. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skripsi, dan tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah.
Jakarta: Kencana Predana Media Group.
0 komentar:
Posting Komentar