Sebagaimana yang sudah dimaklumi bahwa Rasulullah menikahi sembilan
isteri. Kesemuanya kemudian dikenal dengan sebutan Ummahatul Mukminin, yang
artinya ibundanya orang-orang mukmin.
Rumah Tangga Rasulullah saw. patut menjadi contoh bagi orang-orang
mukmin khususnya dalam penegakan keadilan kepada para istri dalam hal pembagian
giliran ataupun urusan duniawi lainnya. Wujud keadilan beliau dilukiskan dalam
beberapa riwayat berikut ini:
1.
kan oleh ‘Aisyah Radhiallaahu anha : “Setiap kali Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam hendak melakukan lawatan, beliau selalu mengundi para istri.
Bagi yang terpilih akan menyertai beliau dalam lawatan tersebut. Beliau
Shalallaahu alaihi wasalam membagi giliran bagi setiap istri masing-masing
sehari semalam.” (HR. Muslim)
Sahabat Anas Radhiallaahu anhu juga meriwayatkan salah satu bentuk
keadilan beliau kepada para istri-isterinya, bahwa Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam mempunyai sembilan orang istri. Apabila beliau telah membagi
giliran bagi para istri, beliau hanya bermalam di rumah satu orang istri yang
tiba masa gilirannya. Biasanya para Ummahaatul Mukminin berkumpul setiap malam
di rumah tempat dimana beliau bermalam ketika itu. Pernah pada suatu malam,
mereka berkumpul di rumah ‘Aiysah Radhiallaahu anha yang sedang tiba masa
gilirannya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengulurkan tangannya kepada
Zaenab Radhiallaahu anha yang hadir ketika itu. ‘Aisyah Radhiallaahu anhu
berkata: “Itu Zaenab!” Beliau segera menarik tangannya kembali.” (Muttafaq
‘alaih)
Dalam suasana rumah tangga Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang
agung, suasana harmonis penuh dengan bimbingan taufik dan hidayah dari Allah
Subhannahu wa Ta’ala, karena beliau senantiasa menganjurkan istri-istri beliau
untuk giat beribadah sesuai seruan Allah :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا
نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerja-kannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang
memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertaqwa.” (Thaha: 132)
Aisyah Radhiallaahu ‘anha menceritakan: Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di
hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat
witir.” (Muttafaq ‘alaih).
Rasulullah saw. menghimbau ummatnya untuk mengerjakan shalat malam dan
menganjurkan agar suami istri hendaknya saling membantu dalam mengerjakannya.
Sampai-sampai sang istri boleh menggunakan cara terbaik untuk itu, yaitu dengan
memercikkan air ke wajah suaminya! demikian pula sebaliknya. Abu Hurairah
Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bahwa beliau bersabda: “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati
seorang suami yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu
membangunkan istrinya untuk shalat bersama. Bila si istri enggan, ia lalu
memercikkan air ke wajah istrinya (supaya bangun)”.
0 komentar:
Posting Komentar