Pages

Selasa, 01 Januari 2013

KEAGUNGAN RUMAH TANGGA RASULULLAH SAW


Sebagaimana yang sudah dimaklumi bahwa Rasulullah menikahi sembilan isteri. Kesemuanya kemudian dikenal dengan sebutan Ummahatul Mukminin, yang artinya ibundanya orang-orang mukmin.
Rumah Tangga Rasulullah saw. patut menjadi contoh bagi orang-orang mukmin khususnya dalam penegakan keadilan kepada para istri dalam hal pembagian giliran ataupun urusan duniawi lainnya. Wujud keadilan beliau dilukiskan dalam beberapa riwayat berikut ini:
1. kan oleh ‘Aisyah Radhiallaahu anha : “Setiap kali Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam hendak melakukan lawatan, beliau selalu mengundi para istri. Bagi yang terpilih akan menyertai beliau dalam lawatan tersebut. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam membagi giliran bagi setiap istri masing-masing sehari semalam.” (HR. Muslim)
Sahabat Anas Radhiallaahu anhu juga meriwayatkan salah satu bentuk keadilan beliau kepada para istri-isterinya, bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mempunyai sembilan orang istri. Apabila beliau telah membagi giliran bagi para istri, beliau hanya bermalam di rumah satu orang istri yang tiba masa gilirannya. Biasanya para Ummahaatul Mukminin berkumpul setiap malam di rumah tempat dimana beliau bermalam ketika itu. Pernah pada suatu malam, mereka berkumpul di rumah ‘Aiysah Radhiallaahu anha yang sedang tiba masa gilirannya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengulurkan tangannya kepada Zaenab Radhiallaahu anha yang hadir ketika itu. ‘Aisyah Radhiallaahu anhu berkata: “Itu Zaenab!” Beliau segera menarik tangannya kembali.” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam suasana rumah tangga Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang agung, suasana harmonis penuh dengan bimbingan taufik dan hidayah dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, karena beliau senantiasa menganjurkan istri-istri beliau untuk giat beribadah sesuai seruan Allah :
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerja-kannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.” (Thaha: 132)
Aisyah Radhiallaahu ‘anha menceritakan: Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat witir.” (Muttafaq ‘alaih).
Rasulullah saw. menghimbau ummatnya untuk mengerjakan shalat malam dan menganjurkan agar suami istri hendaknya saling membantu dalam mengerjakannya. Sampai-sampai sang istri boleh menggunakan cara terbaik untuk itu, yaitu dengan memercikkan air ke wajah suaminya! demikian pula sebaliknya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bahwa beliau bersabda: “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk shalat bersama. Bila si istri enggan, ia lalu memercikkan air ke wajah istrinya (supaya bangun)”.

0 komentar:

Posting Komentar